PERTANIAN

BAB 1

CARA MENANAM JAGUNG



Langkah-langkah cara menanam jagung, seperti halnya menanam tanaman lain memiliki 3 tahap, yaitu tahap pengolahan tanah, tahap penanaman, tahap pemeliharaan dan pemupukan, dan tahap panen. Untuk lebih lengkapnya tentang cara budidaya jagung silahkan simak langkah-langkah menanam jagung berikut ini:

1. Tahap pengolahan tanah
Tanah yang akan di tanami jagung di bersihkan dari rumput liar sebelum di gemburkan. Pengemburan tanah dapat di lakukan dengan mencangkul atau menggunakan mesin bajak.  Jika menggunakan cangkul, cangkul sedalam 15-20 cm lalu ratakan kembali. Cek pH tanah, jika kurang dari 5, maka perlu di berikan pengapuran dengan dosis 300kg/ha. Tambahkan pula pupuk dasar yang berupa pupuk kandang dengan dosis 2 ton/ha, SP36 150 kg dan KCL 75 kg.  Untuk mencegah penyakit layu, tambahkan Natural GLIO bersamaan dengan penaburan pupuk kandang.

2. Tahap Penanaman
Penanaman jagung biasanya di mulai di musim hujan. Sehingga tidak perlu di lakukan penyiraman. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, maka harus di gunakan bibit jagung yang baik pula. Baik itu bibit jagung biasa, jagung hibrida ataupun jagung manis, semuanya harus berkualitas baik. Bibit jagung yang dibutuhkan untuk penanaman dengan jarak tanam 25 x 75 cm adalah sekitar 20-30 kg/ha. Jarak tanam jagung biasanya bergantung pada pola tanam. Untuk jagung yang masa panenya lebih dari 100 hari biasanya ditanam 2 batang/ lubang dengan jarak tanamnya biasanya 40 x 100 cm. Sedangkan yang masa panennya 80-100 hari, biasanya ditanam 1 batang/lubang dengan jarak tanam 25 x 75 cm.

Cara menanam biji jagung adalah di tunggal dengan kedalaman 3-5 cm. Isikan 1 biji tiap lubang kemudian tutup kembali. Untuk menjaga kelembaban tanah agar biji cepat berkecambah, lakukan penyiraman. Kecuali jika ada hujan dan tanah sudah lembab, maka penyiraman tidak di perlukan.

3. Tahap Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan meliputi penyiangan, penjarangan dan penyulaman serta penyiraman atau pengairan, pe,upukan dan pembumbunan. 
  • Penyianga biasanya di lakukan tiap 2 minggu sekali agar rumput liar tidak tumbuh dan unsur hara tanah tidak terbagi untuk tanaman lain.
  • Pembumbunan dilakukan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan akarnya sepenuhnya tertutup di dalam tanah.  Pembumbunan dapat di lakukan berkali-kali sesuai kebutuhan. Cara membumbun sangat mudah, yaitu akar tanaman di uruk dengan tanah dari sebelah kanan dan kiri barisan tanaman dengan menggunakan cangkul. Pembumbunan akan menghasilkan guludan yang memanjang dan saluran drainase diantara barisan tanaman jagung
  • Penjarangan di lakukan untuk mensortir tanaman jagung yang tumbuh tidak baik dengan memotong atau mencabutnya. Lalu lubang tanaman yang kosong di sulami dengan bibit jagung yang baru. Penjarangan dan penyulaman biasanya di lakukan 1 minggu setelah masa tanam, ketika bibit jagung sudah tumbuh.
  • Pemupukan susulan biasanya di lakukan ketika tanaman telah berumur 18 dan 35 hari. Pupuk yang digunakan adalah urea 300 kg/ha dengan dosir 1/2 bagian pada saat tanaman berumur 18 hari dan 35 hari.
  • Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan penyemprotan dan pemusnahan tanaman yang terinfeksi. Semua nya tergantung dari jenis hama dan penyakit yang menyerang.
4. Tahap pemanenan
Masa panen jagung biasanya dilakukan ketika tanaman mencapai umur 85-95 hari atau tergantung pada kebutuhan seperti untuk sayur (baby corn/janten) untuk di rebus/dibakar atau untuk di ambil bijinya. Cara panen adalah dengan memutar tongkol jagung untuk memisahkan buah jangung dari tangkainya.
Sebagai tanaman yang semi serba guna, batang jagung setelah panen selesai dapat di gunakan sebagai kayu bakar ataupun pakan ternak. Sedangkan klobot jagung dapat digunakan sebagai papir tembakau atau bungkus dodol.

BAB 2
CARA MENANAM CABE RAWIT


1.Pemilihan benih cabe rawit
Dewasa ini telah banyak tersedia benih cabe rawit hibrida dengan keunggulannya masing-masing. Pilihlah benih yang sifatnya sesuai dengan kondisi lahan masing-masing. Bila sulit didapatkan atau harganya mahal, kita bisa menyeleksi benih cabe rawit sendiri.
Benih cabe rawit bisa didapatkan dari hasil panen sebelumnya. Gunakan buah dari hasil panen ke-4 hingga ke-6. Buah yang dihasilkan pada periode panen ini biasanya memiliki biji yang optimal. Pada hasil panen pertama hingga ketiga, biji dalam buah cabe rawit biasanya masih sedikit. Sedangkan menjelang periode akhir panen jumlah biji banyak tapi ukurannya kecil-kecil.
Untuk memilih benih cabe rawit yang baik, pilih beberapa tanaman yang sehat dan terlihat kuat. Dari tanaman tersebut pilih buah yang bentuknya sempurna, bebas dari serangan penyakit dan hama. Kemudian biarkan buah tersebut menua pada pohon. Kalau memungkinkan biarkan buah hingga mengering di pohon.
Setelah buah dipetik, potong secara membujur kulit buahnya. Buang biji yang terdapat pada bagian pangkal dan ujung buah, ambil biji pada bagian tengah. Biji pada bagian tengah biasanya yang paling berkualitas.
Kemudian rendam biji cabe rawit tersebut dalam air bersih. Buang biji yang mengambang, biji yang cocok jadi benih adalah yang berisi dan tenggelam dalam air. Kemudian jemur biji tersebut hingga kering, kira-kira selama 3 hari.
Kecuali untuk benih organik, kita bisa memberikan fungisida untuk menghindari serangan jamur. Kemudian simpan benih ditempat yang kering dan masih memiliki sirkulasi udara. Bila penyimpanannya benar, benih cabe rawit bisa bertahan hingga dua tahun.
Benih yang baik mempunyai daya tumbuh hingga 80 persen. Semakin lama benih disimpan, daya tumbuhnya akan terus berkurang. Bila daya tumbuhnya kurang dari 50 persen, sebaiknya jangan gunakan benih tersebut.

2.Penyemaian benih cabe rawit
Kebutuhan benih untuk satu hektar lahan budidaya cabe rawit sekitar 0,5 kg. Benih tersebut harus disemaikan terlebih dahulu untuk dijadikan bibit. Tempat penyemaian hendaknya diberi naungan untuk menghindari terik matahari langsung, kucuran hujan deras dan terpaan angin.
Siapkan polybag berukuran 5×10 cm kemudian isi dengan media persemaian hingga ¾ bagiannya. Media persemaian terdiri dari campuran tanah, arang sekam dan kompos dengan perbandingan 1:1:1. Ayak terlebih dahulu bahan-bahan tersebut dan aduk secara merata. Silahkan baca lebih lanjut membuat media persemaian.
Setelah media persemaian siap, rendam benih cabe rawit dengan air hangat selama kurang lebih 6 jam. Maksudnya untuk merangsang pertumbuhan. Kemudian masukkan benih kedalam polybag sedalam 0,5 cm, tutup permukaannya dengan media tanam.
Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore. Agar kucuran air tidak merusak media tanam, tutup permukaan polybag dengan kertas koran. Kemudian siram permukaan kertas koran dengan gembor hingga airnya menetes ke permukaan polybag.
Benih akan tumbuh menjadi bibit cabe rawit maksimal setelah dua minggu. Tapi biasanya pada hari ke-7 bibit sudah mulai tumbuh. Bibit cabe rawit baru bisa dipindahkan ke lahan terbuka setelah berdaun 4-6 helai atau kira-kira berumur 1 hingga 1,5 bulan.

3.Pengolahan tanah dan penanaman
Pengolahan tanah hendaknya dimulai bersamaan dengan pembibitan. Sehingga ketika bibit cabe rawit siap tanam, lahan sudah siap untuk dipakai.
Pengolahan tanah diawali dengan mencangkul atau membajak lahan sedalam kira 40 cm. Apabila lahan terlalu asam, netralkan dengan dolomit biasanya sekitar 1-4 ha/ton tergantung tingkat keasaman tanah.
Kemudian buat bedengan dengan lebar 100-110 cm dengan tinggi 30-40 cm dan panjang mengikuti kondisi lahan.Jarak antar bedengan selebar 60 cm. Campurkanpupuk organik, berupa kompos atau pupuk kandang sebanyak 15-20 ton/ha. BIla tanahnya kurang subur bisa juga ditambahkan urea, SP36 dan KCl secukupnya.
Penggunaan mulsa plastik hitam perak sebenarnya akan meningkatkan produktivitas, namun harus dipertimbangkan dengan matang karena biayanya. Melihat harga rata-rata cabe rawit dipasaran tidak setinggi cabe besar, penggunaan mulsa bisa merugikan.
Sebagai alternatifnya bisa digunakan mulsa dari jerami. Hanya saja perlu pengawasan lebih agar pemakaian jerami tidak mengundang hama dan penyakit.
Buat lubang tanam dengan jarak 50-60 cm, lubang tanam dibuat dalam dua baris dalam satu bedengan dengan jarak antar baris 60 cm. Pembuatan lubang dibuat zig-zag tidak sejajar. Hal ini berguna untuk meningkatkan penetrasi sinar matahari dan sirkulasi udara.
Pindahkan bibit dalam polybag semai kedalam lubang tanam dengan menyobek atau mencopot polybag semai. Kemudian siram dengan air untuk menjaga kelembabannya. Pemindahan bibit hendaknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Upayakan penanaman dalam satu hamparan bisa selesai dalam sehari.

4.Perawatan budidaya cabe rawit
Penyiraman diperlukan saat musim kemarau saja. Bila konsidisi terlalu kering tanaman cabe rawit bisa mati. Pengairan bisa dilakukan dengan kocoran atau merendam bedengan. Perendaman bendengan cukup dilakukan setiap dua minggu sekali.
Pemukan susulan ditambahkan setelah tanaman berumur 1 bulan sejak di bibit ditanam. Selanjutnya berikan pemupukan susulan setiap habis panen. Pemupukan susulan bisa menggunakan pupuk organik cair atau kompos. Berikan pupuk cair yang telah diencerkan sebanyak 100 ml untuk setiap tanaman. Sedangkan pupuk kompos sebanyak 500-700 gram. Bisa juga ditambahkan urea dan NPK sebagai pupuk tambahan.
Perawatan lain yang diperlukan adalah penyiangan. Karena budidaya cabe rawit jarang menggunakan mulsa maka penyiangan harus dilakukan lebih intensis. Upayakan bedengan untuk besih dari gulma.

5.Pengendalian hama dan penyakit
Tanaman cabe rawit sebenarnya agak tahan terhadap serangan hama. Namun bukan berarti kebal sama sekali. Hama yang menyerang cabe besar bisa juga menyerang tanaman cabe rawit. Hama tersebut antara lain, aphid, lalat buah, kepik, dll.
Sedangkan penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe rawit adalah patek, kerdil, keriting daun dan busuk buah. Penyakit kebanyakan menyerang pada musim hujan, terutama pada curah hujan tinggi. Untuk pengendalian lebih lanjut, silahkan baca hama dan penyakit tanaman cabe.

6.Pemanenan cabe rawit
Cabe rawit sudah mulai berbuah dan bisa dipanen setelah berumur 2,5-3 bulan sejak bibit ditanam. Periode panen bisa berlangsung selama 6 bulan bahkan lebih. Umur tanaman cabe rawit bisa mencapai 24 bulan. Frekuensi panen pada periode masa panen tersebut bisa berlangsung 15-18 kali.
Namun semakin tua tanaman, produktivitasnya semakin rendah sehingga tidak ekonomis lagi untuk dipelihara. Untuk budidaya intensif, biasanya tanaman cabe rawit dipelihara hingga berumur 12 bulan. Budidaya yang baik bisa menghasilkan total produksi hingga 30 ton/ha.
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Caranya dengan memetik buah beserta tangkainya. Buah cabe rawit yang dikehendaki adalah yang bentuknya ramping dan padat berisi. Tipe buah seperti ini biasanya rasanya pedas dan dihargai lebih tinggi di pasar dibanding buah yang besar namun kopong .
BAB 3 
CARA MENANAM BAWANG MERAH

1. Syarat Tumbuh
  • Bawang merah tumbuh dengan di dataran rendah hingga dataran tinggi pada sekitar 1000 dpl
  • Hasil produksi terbaik pada dataran rendah dengan iklim 25-32 °C , dengan penyinaran 75%
  • Persyaratan tanah : gembur, subur dan banyak mengandung bahan organik
  • Jenis tanah yang paling bagus yaitu lempung berpasir atau lempung berdebu
  • pH tanah 5-5 -6,5
  • drainase dan aerasi tanah diusahakan yang bagus
Syarat tumbuh yang sipendik sampaikan di atas tidaklah mutlak, namun Anda dapat mengkondisikan sesuai dengan wilayah Anda masing – masing.

2. Pengolahan Tanah Kering






ilustrasi - persiapan lahan untuk budidaya bawang merah
ilustrasi – persiapan lahan untuk budidaya bawang merah

  • Pupuk kandang disebarkan di lahan dengan dosis 0,5-1 ton/ 1000 m2
  • Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)Dibuat bedengan dengan lebar 120 -180 cm
  • Diantara bedengan pertanaman dibuat saluran air (canal) dengan lebar 40-50 cm dan kedalaman 50 cm.
  • Apabila pH tanah kurang dari 5,6 diberi Dolomit/kapur pertanian dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu biarkan 2 minggu.
  • Untuk mencegah serangan penyakit layu taburkan GLIO 100 gr (1 bungkus GLIO) dicampur 25-50 kg pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu lalu taburkan merata di atas bedengan.

3. Pupuk dasar

  • Berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 7-15 kg ZA + 15-25 kg SP-36 secara merata diatas bedengan dan diaduk rata dengan tanah.
  • Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di bedengan.

4. Pemilihan Bibit

Sebelum Anda menanam bibit, sebaiknya tanah sudah disiram terlebih dahulu, kalau diperlukan buatlah atap yang bisa mengayomi bibit bawang merah dan panas yang terik atau hujan.
Untuk syarat pemilihan bibit seperti berikut ini ;
  • Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi.
  • Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya)
  • Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau)
  • Atau anda bisa menguunakan bibit dari biji yang sudah terbukti bebas penyakit layu dan bersertifikat dari deptan. Sebagai solusi dari mahalnya bibit umbi untuk kebutuhan per hektarnya.

5. Masa Tanam

A. Jarak Tanam
  • Pada Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung atau Bangkok
  • Pada Musim Hujan 20 x 15 cm varietas Tiron
B. Cara Tanam
  • Umbi bibit direndam dulu dalam larutan NASA + air ( dosis 1 tutup/lt air )
  • Taburkan GLIO secara merata pada umbi bibit yg telah direndam NASA
  • Simpan selama 2 hari sebelum tanam
  • Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.

 6. Pemupukan

Dalam budidaya bawang merah kita menggunakan 2 bentuk pupuk ;
  • Pupuk dasar yaitu pupuk  kandang bisa sapi atau kambing 15-20 ton/ha atau kotoran ayam 5-6 ton/ha atau kompos 2,5 ton/ha.  Pupuk buatan juga diperlukan TSP 150-200 kg/hektar. Langkah-langkah memberikan pupuk dasar yaitu dengan menyebar dan mengaduk rata dengan tanah 1-3 hari sebelum tanam.
  • Pupuk susulan yaitu berupa urea 150kg/ha, Za 300 kg/ha, dan KCL 150/ha. Pemupukan susulan yang pertama dilakukan pada umur 10-15 hari setelah tanam dan pemupukan susulan kedua yaitu pada umur 1 bulan setelah tanam dengan 1/2 dosis.

7. Penyiraman dan Penyiangan

Yang perlu diingat bahwa bawang merah memerlukan banyak air, namun dia tidak tahan terhadap genangan atau tanah yang becek. Penyiraman sebaiknya dilakukan menggunakan gembor. Untuk tanaman berumur 0 -10 hari, penyiraman dilakukan 2 (dua) kali yakni pagi dan sore hari, sedangkan sesudah umur tersebut penyiraman cukup dilakukan sekali sehari (sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Cara penyiraman lainnya yakni cara ”leb” (memasukkan air ke bedengan hingga merata) digunakan di lahan persawahan, untuk lahan kering tetap dengan gembor atau selang. Apabila digunakan cara ini (”leb”), sebaiknya dilakukan setelah tanaman berumur lebih dari 10 hari. Pengairan secara ”leb” dapat dilakukan setiap 3 -4 hari sekali. Penyiangan pada budidaya bawang merah sebaiknya dilakukan 2 kali yakni pada saat tanaman berumur 10 -15 hari dan 28 – 35 hari (sebelum pemupukan susulan). Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma di sekitar tanaman.

8. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama-hama penting pada budidaya bawang merah serta cara pengendaliannya adalah sebagai berikut.
  • Ulat daun bawang (Spodoptera exiqua). Gejala serangan : pada daun yang terserang terlihat bercak putih transparan. Hal ini karena ulat menggerek daun dan masuk ke dalamnya sehingga merusak jaringan daun sebelah dalam sehingga kadang-kadang daun terkulai. Cara pengendalian : rotasi tanaman, waktu tanam serempak, atau dengan pengendalian secara kimiawi yaitu menggunakan Curacron 50 EC, Diasinon 60 EC, atau Bayrusil 35 EC.
  • Trips (Trips tabaci Lind.). Gejala serangan : terdapat bintik-bintik keputihan pada helai daun yang diserang, yang akhirnya daun menjadi kering. Serangan biasanya terjadi pada musim kemarau. Cara pengendalian : mengatur waktu tanam yang tepat, atau secara kimiawi yakni dengan penyemprotan Curacron 50 EC, Diasinon 60 EC, atau Bayrusil 35 EC.
  • Ulat tanah (Agrotis epsilon). Pengendalian dilakukan secara manual yakni dengan mengumpulkan ulat ulat pada sore/senja hari di antara pertanaman serta menjaga kebersihan areal pertanaman.
  • Penyakit bercak ungu atau trotol (Alternaria porri). Gejala serangan : pada daun yang terserang (umumnya daun tua) terdapat bercak keputih-putihan dan agak mengendap, lama kelamaan berwarna ungu berbentuk oval, keabu-abuan dan bertepung hitam. Serangan umumnya terjadi pada musim hujan. Cara pengendalian : rotasi tanaman, melakukan penyemprotan setelah hujan dengan air untuk mengurangi spora yang menempel pada daun. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan fungisida, antara lain Antracol 70 WP, Ditane M-45, Deconil 75 WP, atau Difolatan 4 F.
  • Nematoda akar (Ditylenchus dispaci). Gejala seranga : tanaman kerdil dan tidk mampu membentuk umbi. Cara pengendalian : pemberian Furadan 3G sebanyak 20-80 kg per hektar.

9. Panen dan PascaPanen

Panen dilakukan apabila tanaman telah berumur 65-75 hari setelah tanam. Tanaman yang telah siap dipanen memiliki ciri-ciri :
  • Tanaman telah cukup tua, dengan hampir 60-90% batang telah lemas dan daun menguning
  • Umbi lapis terlihat padat berisi dan sebagian tersembul di permukaan tanah
  • Warna kulit umbi mengkilat atau memerah
  • Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman bersama daunnya dan diusahakan agar tanah yang menempel pada umbi dibersihkan. Biarkan umbi beberapa jam pada bedengan, kemudian diikat (1-1,5 kg/ikat)
  • Umbi yang telah diikat dijemur dengan posisi daun berada di atas (selama 5-7 hari). Setelah daun kering, ikatan diperbesar dengan menyatukan 3-4 ikatan kecil menggunakan tali bambu. Selanjutnya ikatan dijemur kembali dengan posisi umbi di atas (selama 2-3 hari),Bila umbi telah kering, umbi siap disimpan di gudang atau di para-para.atau dilakukan pengasapan agar tidak mudah busuk dan tahan lama.  


BAB 4
CARA MENANAM TOMAT


1.Pemilihan jenis tanaman

Secara umum, orang membedakan tomat dari bentuk buahnya. Terdapat empat golongan tomat yang banyak beredar di pasaran yakni, (1) Tomat buah atau tomat granola, bentuknya bulat dengan pangkal mendatar (2) Tomat gondol, bentuknya lonjong biasa digunakan sebagai bahan baku saus, (3) Tomat sayur, teskturnya keras rasanya sedikit kecut, (4) Tomat cherry, bentuknya kecil rasanya manis kecut.
Cara menanam tomat dalam polybag tidaklah sulit. Langkah pertama pilih jenis tomat dan varietas yang akan ditanam. Sesuaikan lokasi tempat budidaya dengan varietas tomat yang akan dipilih, terutama untuk kondisi iklim dan ketinggian tempat.
Untuk hasil yang maksimal, gunakan benih unggul dari sumber yang terpercaya. Benih tomat dari berbagai varietas bisa didapatkan di toko-toko pertanian. Keterangan mengenai sifat-sifat tanaman bisa dibaca pada label yang tertera dalam kemasan benih.

2.Penyemaian benih tomat

Cara menanam tomat dalam polybag sebaiknya melalui tahap persemaian terlebih dahulu. Benih yang berupa biji harus disemaikan menjadi bibit tanaman. Langkah ini diperlukan karena benih yang baru tumbuh memerlukan perlakuan yang berbeda dengan tanaman yang telah tumbuh besar.
Siapkan tempat dan media persemaian terlabih dahulu. Pilih tempat persemaian yang terlindung dari hujan dan sinar matahari secara langsung. Media persemaian bisa bermacam-macam, silahkan baca cara membuat media persemaian untuk hortikuktura.
Bentuk persemaian bisa berupa bedengan, rak semai, atau polybag semai.
Untuk persemaian dengan bedengan, buat larikan diatas bedengan dengan kedalaman 1 cm dan jarak antar larik 5 cm. Kemudian tanam benih tomat pada tiap larik dengan jarak 3 cm, tutup permukaannya dan siram secukupnya.
Untuk persemaian yang menggunakan ploybag, isi polybag dengan media persemaian. Bila tidak ada polybag bisa menggunakan kantung semai dari daun-daunan (bekong). Kemudian benamkan benih tomat sedalam 1 cm kedalam media tersebut. Lalu tutup permukaannya dan siram secukupnya. Setiap polybag cukup diisi satu benih.
Setelah benih disemaikan, lakukan penyiraman setiap 2 kali sehari dengan gembor yang halus. Berhati-hatilah ketika menyiram, jangan sampai merusak permukaan persemaian.
Pemupukan tambahan bisa diberikan setelah dua minggu dengan pupuk cair organik, pupuk kompos atau NPK. Perawatan lain yang harus dilakukan adalah penyiangan. Jangan sampai tumbuh gulma dalam area persemaian. Bibit tanaman tomat siap dipindahkan dari tempat persemaian ke dalam polybag setelah 30 hari atau sudah memiliki setidaknya 5 helai daun.

3.Pemindahan bibit tomat

Sebelum bibit dipindahkan, siapkan media tanam dan polybag. Isi polybag tersebut dengan tanah, arang sekam, dan kompos dengan perbandingan 2:1:1. Untuk lebih detailnya lihat cara membuat media tanam untuk polybag.
Terdapat dua cara menanam tomat dari tempat persemaian ke dalam polybag. Pertama, memindahkan bibit dengan dicabut. Caranya, siram persemaian dengan air agar media tanam menjadi lunak. Lalu cabut tanaman dengan hati-hati jangan sampai akar tanaman putus atau rusak. Kemudian masukkan tanaman tersebut secara tegak lurus pada lubang tanam yang ada dalam polybag. Posisi akar harus tegak lurus jangan sampai bengkok atau terlipat. Atur kedalaman lubang tanam sesuai dengan panjang akar.
Kedua, memindahkan bibit dengan diputar. Caranya tanaman tomat diangkat dengan media yang ada disekitarnya. Untuk bibit dari bedengan, cungkil tanaman sedalam 10 cm dengan sekop atau tangan. Kemudian angkat dan pindahkan berikut dengan tanahnya.
Untuk bibit dalam polybag semai, sobek atau tarik plastik polybag semai kemudian dipindahkan beserta tanahnya kedalam polybag yang lebih besar. Polybag semai dari plastik bisa dipakai berulang-ulang.

4.Pemeliharaan dan perawatan

Pemeliharaan tanaman tomat dalam polybag atau pot relatif mudah. Kesehatan tanaman lebih lebih terkontrol karena terhindar dari penularan penyakit lewat akar. Jaga agar media tanam tidak terlalu kering. Siram setidaknya 2 kali sehari, tetapi jangan terlalu basah untuk menghindari busuk akar.
Siangi gulma yang terdapat dalam polybag secara teratur. Apabila ada tanaman yang layu atau mati, cabut segera dan buang media tanamnya agar tidak menulari tanaman lain. Perawatan lain yang diperlukan adalah pemangkasan tunas dan pemberian ajir sebagai penopang tanaman.
Pupuk tanaman setelah satu minggu dengan kompos sebanyak satu genggam untuk setiap polybag. Lakukan penambahan pupuk kompos setiap bulan, atau bila terlihat tanaman kurang subur. Bila tanaman akan berbuah bisa ditambahkan pupuk buah atau pupuk organik cair.
Hama dan peyakit tanaman tomat lumayan banyak. Bila terlihat ada serangan hama, ambil hama tersebut secara manual. Buang daun atau batang yang rusak terkena hama. Penyemprotan hendaknya dilakukan apabila benar-benar diperlukan. Agar lebih aman untuk kesehatan dan lingkungan gunakan pestisida organik yang lebih alami. Silahkan baca cara membuat pestisida organik.

5.Pemanenan

Tanaman tomat dalam polybag sudah bisa dipanen setelah 3 bulan, tergantung dari varietasnya. Kriteria buah tomat yang siap dipanen adalah yang berubah warna dari hijau ke kuning-kuningan atau tepi daun terlihat kering dan batang menguning. Pemetikan dilakukan pada buah yang telah matang saja.
Buah tomat tidak matang secara serentak. Lakukan pemetikan setiap 2-3 hari sekali, jangan terlalu rapat untuk menghindari kerusakan tanaman. Waktu pemetikan yang paling baik pagi dan sore hari, ketika sinar matahari tidak terlalu terik. Demikian uraian singkat tenang cara menanam tomat dalam polybag.

BAB 5 
CARA MENANAM SAWI


1.Persemaian
  1. Yang pertama persiapkan polibag dengan ukuran 15cm.
  2. Isi polibag dengan tanah yang sudah di campur kompos terlebih dulu.
  3. Semaikan biji sawi pada polibag
  4. Untuk selanjutnya proses penyiraman, lakukan penyiraman pagi dan sore.
  5. Setelah berumur 2 atau 3 minggu benih sawi siap untuk anda tanam pada polibag.
2.Proses penanaman
  1. Yang pertama persiapkan lagi polibag dengan ukuran diameter 15 cm.
  2. Isi polibag dengan tanah yang sudah anda campur dengan pupuk kompos usahakan untuk ukurannya lebih banyak tanah sedikit dari pada kompos.
  3. setelah anda mempersiapkan tanah pada polibag sekarang persiapan untuk menanam sawi pada polibag, prosesnya cabut benih sawi yang sudah anda semainkan, dan tanam pada polibag yang sudah anda persiapkan. anda harus cukup berhati-hati jangan sampai akar sawi putus.
  4. Lubangi setiap polibag untuk proses penanaman benih sawi, di sini anda bisa tanam sawi 3 sampai 5 benih di setiap polibag.
  5. Setelah proses ini selesai siram setidaknya sekali dalam sehari dan bila cukup umur 2 kali sehari, dan berikan kompos sebagai pupuk organik setidaknya jika memang sawi kurang begitu subur.
3.Proses Panen Sayur Sawi
Pada proses ini sebenarnya sudah berjalan, untuk memanen sawi cukup mudah saja anda bisa memanen sawi dengan cara mencabut dari polibag, kurang lebih sawi bisa anda panen setelah umur 2 bulan atau 60 hari. untuk jenis sawi sendiri ada banyak sekali namun yang saya sampaikan di atas khusus untuk benih sawi cabut.

SUMBER:
http://prositenews.com/tips-cara-menanam-sawi-dalam-polibag/
http://alamtani.com/cara-menanam-tomat.html
 https://www.sipendik.com/cara-mudah-budidaya-bawang-merah-di-lahan-kering/
http://alamtani.com/budidaya-cabe-rawit.html
http://kbunq.blogspot.com/2013/04/cara-menanan-jagung-cara-bertanam.html


No comments:

Post a Comment